Monday, November 28, 2011

Akibat Buruk Makan Dan Minum Sambil Berdiri

Dalam hadis disebutkan“Janganlah kamu minum sambil berdiri”. Dari segi kesihatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan ditapis oleh sfinger. Sfinger adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang boleh membuka (sehingga air kencing boleh tahan ) dan menutup.

Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada

‘pos-pos’ penapisan yang berada di ginjal. Jika kita minum sambil berdiri. Air yang kita minum automatik masuk tanpa ditapis lagi. Terus menuju kandung kencing. Ketika menuju kandung kencing itu terjadi pengendapan di saluran sepanjang perjalanan (ureter). Karana banyak sisa-sisa yang kotor di ureter inilah awal mula munculnya kesakitan.

Betul, penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang paling bahaya. Akibatkannya karana akan susah kencing, jelas hal ini berhubungan dengan saluran yang sedikit demi sedikit tersumbat tadi.

Dari Anas r.a. dari Nabi saw.:
"Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri". Qatadah berkata, "Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa hal itu lebih buruk."

Pada ketika duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lambat. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan cepat ke dasar usus, merempuhnya dengan kuat, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.

Adapun rasulullah saw pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu disebabkan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat ketika darurat!




Manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga boleh berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan saraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak boleh mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada waktu makan dan minum.

Ketenangan ini hanya boleh dihasilkan pada waktu duduk, di mana saraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Makanan dan minuman yang disantap pada waktu berdiri, boleh terkesan pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara cepat dan tiba-tiba, boleh menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detik mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pengsan atau mati mendadak.

Begitu pula makan dan minum berdiri secara kerap berterusan membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada perut. Para doktor melihat bahwa luka pada perut 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbentukan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Sebagaimana keadaan keseimbangan pada waktu berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokkan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang boleh kehilangan rasa selesa ketika makan dan minum.

Diriwayatkan ketika Rasulullah s.a.w. dirumah Aisyah r.a. sedang makan daging yang dikeringkan diatas talam sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk seorang perempuan yang keji mulut melihat Rasulullah s.a.w. duduk sedemikian itu lalu berkata: "Lihatlah orang itu duduk seperti budak." Maka dijawab oleh Rasulullah s.a.w.: "Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak." Lalu Rasulullah s.a.w. mempersilakan wanita itu untuk makan. Adapun duduk berbaring (bersandar kepada sesuatu) telah dilarang oleh Rasulullah sebagaimana sabdanya, "Sesungguhnya Aku tidak makan secara berbaring" (HR Bukhar).

Bila kita tetap berdegil membiasakan makan atau minum sambil berdiri dalam jangka masa panjang, kerengsaan sel-sel kerongkong ini akan berakumulasi dan menyebabkan kanser saluran esofagus. Cara mencegah reflux asid perut ini adalah dengan makan sambil duduk.

Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri, Qotadah berkata: "Bagaimana dengan makan?" beliau menjawab: "Itu lebih buruk lagi". (HR.Muslim dan Turmidzi)

Sunday, November 27, 2011

Iktibar Hijrah:Paderi Terpaksa Buka Rahsia

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidika agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang jurudakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah masuk Islam.
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.
Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, ‘Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini.’ Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, ‘Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.’ Barulah pemuda ini beranjak keluar.
Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, ‘Bagaimana anda tahu bahawa saya seorang Muslim?’Paderi itu menjawab, ‘Dari tanda yang terdapat di wajahmu.
Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan kehadiran pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan agamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.
Paderi berkata, ‘Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.
Si pemuda tersenyum dan berkata, ‘Silakan!’
Sang paderi pun mulai bertanya,:
‘Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya.’
‘Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!’
‘Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?’
‘Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?’
Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.
Setelah membaca ‘Bismillah…’ dia berkata,:
Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..
Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. berfirman, ‘Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).’ (Al-Isra’: 12).
Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.
Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu.
Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah s.w.t. menciptakan makhluk.
Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. berfirman, ‘Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.’ (Al-Mulk: 3).
Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah s.w.t. berfirman, ‘Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.’ (Al-Haqah: 17).
Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.
Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. berfirman, ‘Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.’ (Al-An’am: 160).


Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .
Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, ‘Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.’ (Al-Baqarah: 60).
Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. berfirman, ‘Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.’ (At-Takwir: 18)
Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, ‘Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.’ Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, ‘Tak ada cercaan terhadap kamu semua.’ Dan ayah mereka Ya’qub berkata, ‘Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ (Yusuf:98)
Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s.w.t. berfirman, ‘Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai.’ (Luqman: 19).
Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.
Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s.w.t. berfirman, ‘Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.’ (Al-Anbiya’:69).
Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).
Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya Wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t. ‘Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.’ (Yusuf: 28).
Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.
Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.
Pemuda ini berkata,:
‘Apakah kunci surga itu?’
Mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.
Mereka berkata, ‘Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!’
Paderi tersebut berkata, ‘Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah.’
Mereka menjawab, ‘Kami akan jamin keselamatan anda.
Paderi pun berkata,:
‘Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah , Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.
Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa .
Wallahu’alam….

Sumber:.....

Salam Maal Hijrah 1433




Assalammualaikum,Di kesempatan ini Kelab Insaniah KPTM Bangi mengucapkan Salam Maal Hijrah Kepada Seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi Kolej Poly- Tech MARA khususnya kampus Bangi.Dan di kesempatan ini juga Kelab Insaniah menyeru kepada mahasiswa-mahasiswi sekalian untuk sama-sama menghayati ibrah ataupun iktibar dari tahun baru Islam Maal Hijrah 1433,agar ibrah ini dapat kita implementasikan dalam kehidupan kita sebagai warga kampus.

Sebagai umat Islam, kita perlu berpegang teguh kepada ajaran Allah yang telah disampaikan oleh NAbi Muhammad s.a.w. Allah berfirman:

Berpegang teguhlah kamu pada tali Allah dan jangan berpecah belah
(Al-Imran:101).

Seruan ini sangat jelas di mana kita diminta untuk bersatu padu, jangan berpecah di atas perbezaan-perbezaan ini seharusnya menjadi rahmat, bukan penyebab untuk berpecah belah tetapi seharusnya menjadi pemangkin kesatuan umat.

Hijrah menuntut kita berubah dari keburukan kepada kebaikan. Kita harus menjadikan peristiwa-peristiwa yang berlaku pada tahun lepas sebagai panduan untuk kita bergerak ke hadapan pada tahun ini dan tahun-tahun seterusnya. Kita tidak mahu melihat ramai nyawa terkorban di atas jalan raya, kita tidak mahu melihat mat rempit bermaharajalela dan seribu macam perkara yang kita tidak mahu lihat.

Ini menuntut kita melakukan perubahan, sama ada perubahan sikap, corak berfikir atau perubahan-perubahan mendasar yang dalam kehidupan sebagai golongan intelektual dalam masyarakat.

Hal ini juga , menuntut umat Islam untuk bersedia dari segi ilmu yang boleh menepis hujah-hujah kumpulan yang ingin merosakkan kemurnian agama Islam. Salain itu,seharusnya umat Islam perlu menimba, mengkaji, menilai, memahami serta menguasai hujah-hujah balas bagi memelihara kesucian Islam.

Sebenarnya Hijrah mempunyai maksud yang sangat luas. Tun Dr Mahathir ketika masih menjadi Perdana Menteri pernah dalam perutusan Maal Hijrah 1422 menyebut bahawa antara mafhum hijrah ialah ia memberi teladan atau pengajaran kepada Umat Islam dalam menghadapi pelbagai cabaran hidup.

Hijrah bukan bermakna melarikan diri atau mengelak daripada masalah, tetapi mengundur untuk menyediakan diri bagi mengatasi cabaran.

Dalam hal ini persiapan diri dalam mencapai ummatan wasatan iaitu umat terbaik kita juga haruslah melalui fasa Hijrah agar kita setanding dengan mahasiswa-mahasiswa di IPT lain.

Wassalam...



Insaniah Club...
Perintis Agama dan Akhlak

Monday, November 21, 2011

Selamat Kembali Ke Alam Kampus




Alhamdulillah syukur keatas Allah, tuhan Rabbul Izzati yang memberikan kita nikmat untuk bernafas dan semestinya nikmat Islam.Sesungguhnya nikmat yang dianugerahkanNya sesekali tidak akan bererti sekiranya tidak kita sambut dengan ibadah dengan penuh cinta kehadrat Allah Azza Wa Jalla.Syukur juga dipanjatkan kehadrat Ilahi kerana telah berakhirnya Ujian Akhir bagi mahasiswa -mahasiswa program Homegrown dan kini tiba pula giliran mahasiswa-mahasiswa program usahasama KPTM-UiTm memulakan kehidupan di kampus.






Kehadiran mahasiswa-mahasiswa baru di kampus ini amatlah dialu-alukan oleh seluruh warga kampus dan semestinya barisan pimpinan Kelab Insaniah.Jaga dan peganglah amanah Agama ,bangsa dan umat untuk menimba ilmu Allah di kampus ini dan jangan sesekali menghancurkan amanah mereka terhadap anda wahai mahasiswa sekalian.Semoga Kehadiran anda menyuburkan lagi wacana dakwah di kampus ini dan memperbaik suasana islam sekitar kampus.Sebagaimana firman Allah:

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia , (kerana kamu)menyuruh berbuat yang makruf , dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah .Sekiranya Ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka .Di antara mereka ada yang beriman , namun kebanyakan dari mereka adalah orang yang fasik.

Surah Ali - Imran Ayat 110


Oleh itu,Pimpinan Insaniah mengucapkan selamat bercuti kepada seluruh mahasiswa-mahasiswa program Homegrown serta semoga mendapat result yang cemerlang kelak dan selamat menempuhi semula kehidupan kampus kepada seluruh mahasiswa -mahasiswa program usahasama KPTM-UiTM ,khususnya kepada mahasiswa-mahasiswa yang baru merasai asam garam dunia kampus.

Saturday, November 12, 2011

Bolehkah Bukan Muslim Selamat Dari Neraka?

Soalan ini mungkin mengejutkan. Sebab, secara umumnya ramai muslim menganggap setiap yang bukan muslim pasti akan diazab dalam neraka. Tanpa mengambil kira keadaan mereka.

Apabila saya merenung sikap baik ramai individu bukan muslim di Oxford ini dan di tempat lain juga, ia mengingatkan saya kepada Prof DiRaja Engku Aziz. Semasa saya masih Mufti Perlis, beliau pernah datang ke pejabat saya secara bersendirian. Beliau ingin berbicara dengan saya secara tertutup. Ada beberapa soalan yang beliau kemukakan, antaranya: apakah orang bukan muslim yang berakhlak baik itu tetap memasuki neraka? Saya telah jawab serba sederhana untuk beliau ketika itu.


Berbudi Baik

Soalan itu kembali bermain di fikiran saya apabila melihat ramai orang bukan muslim di Barat ini yang jauh lebih berdisiplin dalam hubungan mereka sesama manusia dibandingkan sesetengah orang muslim sendiri. Ya, bukan semua, tetapi ramai. Ya, sejarah orang Barat juga penuh dengan tompokan hitam; pembunuhan, penyeksaan dan pelbagai lagi. Hari ini pun, banyak negara yang mereka ganggu.

Itu cerita politik dan cerita agama yang dipolitikkan. Bukan semestinya sama cerita orang politik dengan cerita orang awam. Hakikatnya, dalam kehidupan peribadi, ramai mereka menepati janji, jujur dalam pekerjaan, ada nilai simpati yang tinggi terhadap manusia, haiwan dan alam. Banyak usaha menderma di sana sini untuk kefakiran dan malapetaka. Ada pula yang enggan memakan daging kerana simpati kepada binatang. Pelbagai lagi asas kemanusiaan dan nilai murni dalam hidup mereka. Di samping tidak dinafikan, sebagai manusia ada juga perkara negatif lain.

Saya ada seorang kawan baik daripada Austria, beliau seorang vegetarian. Dia juga enggan makan produkNestle dan Coca-cola. Saya bertanya: “Stefanie! Apakah kerana itu satu pegangan agama? Jawabnya: “Tidak, hanya saya simpati kepada haiwan dan saya benci kepada kedua syarikat itu kerana mereka menindas orang miskin. Saya akan terus pulau mereka selagi saya hidup”. Saya diam, saya rasa kita orang muslim pun sukar hendak memulau kedua syarikat itu sekalipun isu Palestin dibangkit mengenai syarikat-syarikat tersebut. Stefanie masih muda, saya tidak tahu sehingga bila beliau boleh bertahan dengan pendiriannya.


Muslim berdakwah di tengah Bandar Oxford. Nasib baik masyarakat mereka tidak membantah orang lain berdakwah dalam negara mereka.

Halangan Hidayah

Bukan sedikit mereka yang seperti beliau. Jiwa mereka baik, perasaan mereka luhur. Malangnya, cahaya hidayah yang sebenar tidak sampai kepada mereka. Bagaimana hendak sampai dengan mudah, banyak hadangan yang mendindingi cahaya yang hakiki itu untuk sampai. Kemunduran negara umat Islam yang sentiasa porak-peranda, kelam-kabut, merusuh dan bergolak. Sikap buruk sesetengah orang muslim yang mendominasi keadaan lalu gagal menjadi contoh dan teladan yang baik kepada masyarakat dunia. Ditambah media massa Barat yang memberikan wajah buruk tentang Islam; disokong pula oleh tindakan umat Islam sendiri.

Lihat Iran yang menzalimi rakyatnya, Pakistan yang porak peranda dan menindas wanita dan Dunia Arab yang sentiasa korupsi dan menumpah darah antara satu sama lain. Kelompok-kelompok kononnya jihad yang mengebom di sana-sini. Mereka semua itu telah menggunakan lencana ‘Islam’, jenama ‘Islam’, lambang‘Islam’ sehingga Islam yang hakiki menjadi begitu suram dan kabur. Kesemua itu adalah gunung dan bukit yang menghalang cahaya keindahan Islam yang hakiki dari menembusi jiwa kebanyakan manusia hari ini. Maka, bukanlah satu keadilan jika Allah menghukum mereka di akhirat dalam keadaan demikian. Allah berfirman:

“Tidaklah tuhanmu itu zalim terhadap hambaNya” (Fussilat: 46).

Namun tidak dinafikan ada yang telah sampai penerangan yang jelas melalui jalan yang Allah kehendaki. Cuma, bukan semua berpeluang. Mungkin kita kata: mereka boleh cari Islam yang sebenar dalam internet. Malangnya, maklumat dalam internet juga bercampur baur antara yang benar dan yang palsu, antara yang indah dan buruk. Entah berapa banyak puak dan aliran dalam masyarakat muslim. Jika orang yang lahir dalam masyarakat Islam pun keliru, apatahlagi yang baru hendak mencari.

Kemudian, bukan semua orang mempunyai kemampuan analisa. Tidak pula semua mempunyai cukup masa. Juga bukan semua yang sedar bahawa mereka tidak berada atas hidayah. Jika pada zaman dahulu, Salman al-Farisi mengembara dari Parsi untuk mencari Nabi dengan penuh dugaan dan derita, tapi berapa orangkah penduduk Parsi yang sanggup sepertinya? Tiada. Parsi hanya menerima Islam selepas kewafatan Nabi s.a.w dengan sampainya tentera Umar bin al-Khattab ke sana. Jika Allah mewajibkan semua orang lakukan seperti Salman, pasti suatu bebanan yang tidak tertanggung oleh manusia.

Bolehkah Selamat?

Hari selesa lepas di Centre for Muslim-Christian Studies, Oxford seperti biasa ada seminar mingguan. Setiap hari, saya berjalan kaki berkilometer untuk menghadiri pelbagai seminar. Saya berjalan ke seminar tersebut sejauh dua kilometer dengan penuh harapan mendapat sesuatu yang menarik. Ini kerana tajuk minggu ini‘Can Non-Muslims be Saved?’. Pembentangnya; Jon Hover, pensyarah Islamic Studies, University of Nottingham.

Saya fikir beliau akan menyentuh apa yang saya harapkan. Malangnya, beliau membahaskan pemikiran Ibn Qayyim al-Jawziyyah (meninggal 751H) tentang Fana an-Nar (Penamatan Neraka). Memang, dalam beberapa karyanya khususnya Hadi al-Arwah, Ibn al-Qayyim berhujah dengan beberapa alasan yang menarik bahawa nereka itu akhirnya akan tamat. Tiada sebarang hikmat Allah menghukum manusia kuffar dalam neraka selamanya. Idea yang kontraversial itu dipertahankan oleh Ibn Qayyim dengan beberapa hujah; riwayat salaf, tafsiran al-Quran dan atas sifat rahmat Allah yang sentiasa mengatasi murkaNya. Namun, saya rasa Jon Hover gagal membentang secara rapi hujah Ibn Qayyim khususnya berkaitan ayat al-Quran Surah Hud ayat 106-108. Saya tidak berhasrat membahaskan pemikiran Ibn Qayyim itu di sini.

Saya rasa persoalan ‘can non-muslims be saved?’ bukanlah itu jawapannya yang memuaskan. Isu apakah neraka kekal atau akhirnya musnah hanyalah tafsiran dan andaian. Hanya Allah Yang Mengetahui. Apapun, yang ke neraka, tetap ke neraka. Ada perbahasan lain yang lebih menarik oleh Ibn al-Qayyim dan para sarjana Islam yang lain. Lebih sepakat, lebih jelas dalilnya dan lebih menyerlahkan keadilan Allah dan keindahan Islam.

Selamat Dari Azab

Para sarjana bersepakat dengan prinsip yang ditegaskan oleh al-Quran bahawa Allah tidak akan mengazabkan seseorang melainkan setelah diutuskan rasul. Sesiapa yang tidak sampai kepadanya ajaran yang benar dari seorang rasul, tidak ditegakkan hujah yang teguh sehingga tiada alasan untuk ragu dan syak, maka dia tidak akan diazabkan oleh Allah. Ini seperti yang Allah tegaskan: (maksudnya)

“Tiadalah Kami mengazabkan sesiapapun sehingga Kami mengutuskan seorang rasul” (Surah al-Israk: 15).

Inilah yang menyelamatkan bukan muslim yang tidak sampai hujah hidayah kepada mereka. Bahkan inilah juga yang menyelamatkan muslim yang jahil yang tidak disampaikan hujah dalam amalan atau kepercayaan tentang Islam mengenai sesuatu perkara. Al-Sa’di dalam tafsirnya menyebut:

“Allah itu Maha Adil, Dia tidak akan mengazab seseorang melainkan ditegakkan hujah dengan pengutusan rasul tapi dia menolaknya. Adapun sesiapa yang tidak sampai kepadanya hujah Allah, maka sesungguhnya dia tidak diazab”.

Ini dikuatkan lagi dengan firman Allah: (maksudnya)

“Rasul-rasul pembawa khabar gembira dan amaran supaya tiada bagi manusia suatu hujah (alasan untuk berdalih pada hari kiamat) terhadap Allah sesudah mengutuskan rasul-rasul itu. dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana” (al-Nisa: 165).

Al-Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah dalam karyanya Tariq al-Hijratain menyebut:

“Sesungguhnya azab itu layak diterima kerana dua sebab; pertama, tidak mahu mendengar hujah serta enggan menerima dan beramal dengan tuntutannya. Kedua, berkeras setelah ditegakkan hujah dan meninggalkan tanggungjawab berkaitan. Maka jenis yang pertama; kufur berpaling (enggan mendengar) dan yang kedua; kufur keras kepala. Adapun kufur kerana jahil tanpa ditegakkan hujah dan tanpa kemampuan untuk mengenali hujah, jenis inilah yang Allah tidak akan azab sehingga tertegaknya hujah rasul”.

Seterus Ibn Qayyim menyebut lagi:

“Sesungguhnya penegakan hujah itu berbeza dengan berbezanya zaman, tempat dan individu. Mungkin dikira tertegaknya hujah ke atas orang-orang kafir pada suatu zaman, tidak pula pada zaman yang lain. Juga dikira tertegak pada satu tempat atau kawasan, tidak pada tempat atau kawasan yang lain. Demikian untuk seseorang, namun tidak pada individu lain” (m/s 438. Kaherah: Maktabah al-Mutanabi)

Ya, maksudnya cara dan pendekatan penerangan tentang kebenaran Islam itu sehingga dianggap tertegak hujah adalah berbeza mengikut zaman, tempat dan individu. Mereka yang hidup dalam suasana hari ini caranya berbeza dengan zaman dahulu. Zaman kekeliruan tidak sama zaman kejelasan. Demikian latar tempat dan negara. Seseorang yang berada di negara muslim, tidak sama yang berada di negara bukan muslim dan seterusnya. Demikian latar pendidikan dan akal, tidak sama. Maka, apabila hujah tidak memadai untuk mereka, Allah berjanji tidak akan mengazab mereka. Apakah di Barat dan Malaysia juga hujah sudah memadai?

Sumber:Blog Dr.Maza

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop